HANURA PUNYA CERITA

Warga Lebih Memilih Makan Gratis

SEMENJAK Hary Tanoesoedibjo masuk ke gelanggang politik praktis, dan bergabung ke partai politik Hati Nurani Rakyat (Hanura), sosok pribadinya sekarang lebih sering muncul di iklan media masa miliknya.

Berbicara tentang nasib ke depan bangsa Indonesia. Membahas mengenai persoalan kenegaraan dan mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan partai Hanura.

Maklum saja, ia ingin menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, mendampingi Wiranto rekan satu partainya di Hanura. Dan Wiranto merupakan satu di antara pendiri partai Hanura. 
 
Hary dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang media. Ia belakangan sangat getol tampil di depan publik. Katanya, misi terbesarnya ingin mewujudkan cita-cita Indonesia. 

Logo organisasi Partai Politik Hanura (desgin by wikipedia.org)
 
Kampanye terbesar dilakukan di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Selatan, pada Minggu 5 April 2014 lalu. Kegiatan digelar secara meriah. Di luar stadion, panitia menyediakan dua panggung hiburan yang menghadirkan artis-artis dangdut.

Menarik lainnya, disediakan puluhan jajanan gratis. Mereka yang datang, yang ikut kampanye legislatif di Senayan memperoleh makanan dan minuman gratis ala jajanan gerobak-gerobak pinggiran dan warteg.

Tapi tetap saja, ada juga sebagian orang yang sedih karena tak kebagian santapan. “Lah bagaimana nih, belum sempat nikmati makanan sudah habis duluan. Percuma dong saya punya kupon makanan, tak bisa dipakai,” ujar warga yang mengikuti kampanye akbar Hanura.

Disini sudah habis. Coba ke arah sana saja. Disana masih disediakan tapi harus antri dahulu ya,” ungkap petugas kemanan kampanye, yang mencoba menjelaskan akan keberadaan santapan gratis.

Orang-orang yang digiring ikut kampanye Hanura nyatanya lebih sibuk mencari sesuatu yang bisa dimanfaatkan. Satu di antaranya berebut makanan dan minuman serta menikmati hiburan musik.

Padahal di dalam stadion Gelora Bung Karno masih ada kegiatan orasi politik dari Hary Tanoe. Alhasil, bangku-bangku di tribun stadion sepi, tak banyak orang-orang duduk manis mendengarkan pidato politik.

Bandingkan dengan partai politik yang sebelum itu, jauh lebih ramai. Partai yang dimaksud adalah Partai Keadilan Sejahterah (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan parpol pendatang baru bernama Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Ketiga partai ini lebih ramai dikunjungi masyarakat dan berarti, kalau berbicara mobilisasi massa ke Gelora Bung Karno, maka Hanura masih kalah jauh dengan ketiga partai itu.

Sebagai penutup kegiatan kampanye di Gelora Bung Karno, Parpol Hanura pun berbagi-bagi bola kulit ke para warga yang berada di kursi tribun Stadion Gelora Bung Karno. Sontak, para peserta kampanye pun jadi heboh, karena ingin mendapatkan hadiah bola dari Hanura.

Pembagian bola ini mirip apa yang dilakukan oleh Parpol Demokrat dalam kampanyenya, dengan cara si kulit bundar ditendang ke arah peserta kampanye. Saat itu dilakukan langsung oleh Dewan Pembina Parpol Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Itulah kenang-kenangan dinamika politik Indonesia parpol Hanura kala musim kampanye legislatif lalu. Ini membuktikan betapa repotnya buat mereka yang sangat ingin menjadi presiden republik Indonesia.

Dan sangat beruntungnya buat mereka yang tak punya ambisi untuk memimpin Indonesia, sebab hidupnya tak dilingkari ketegangan, hawa cemas, dan rasa ambisi yang membabi-buta. ( )

Hary Tanoe menyapa (photo by budi susilo)

\
 Peserta kampanye Hanura di Gelora Bung Karno (photo by budi susilo)
Membawa anak ke kampanye Hanura di Gelora Bung Karno (photo by budi susilo)


Suasana sepi pada kampanye Hanura di Gelora Bung Karno (photo by budi susilo)


Hiburan musik dangdut jadi daya tarik kampanye Hanura di Gelora Bung Karno (photo by budi susilo)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN