TAUSHIYAH RAMADHAN AL AZHAR 2

Benarkah Syetan Dibelenggu


APABILA datang bulan ramadhan maka pintu surga akan dibuka lebar-lebar. Sedangkan pada bulan ramadhan pintu neraka akan ditutup rapat-rapat, syetan-syetan dibelenggu agar tidak berkeliaran. Namun menurut ahli tafsir, yang dimaksud syetan-syetan dibelenggu adalah syetan yang masuk kategori sebagai pemimpin. 

"Mbahnya syetan. Rajanya syetan. Karena di lingkungan syetan ada pimpinan dan anak buah," ungkap Ustad Muhammad Arifin Purba, saat memberikan tausiyah sebelum berbuka puasa ramadhan di Masjid Agung Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 2 Juli 2014.

Di bulan ramadhan, para pimpinan syetan dikerangkeng agar tidak berkeliaran mengganggu manusia. Dibelenggunya syetan maka diharapkan manusia tidak akan tergoda pada jalan kegelapan. 

Namun tegas, Ustad Arifin, dipenjaranya pemimpin syetan tidak berarti anak buahnya ikut dipenjara. "Anak-anak buah syetan tetap masih berkeliaran. Anak buah syetan tidak dibelenggu," ujarnya. 

Syetan selalu bertekad untuk menggoda manusia agar lupa akan keberadaan Allah SWT. Syetan terus mempengaruhi manusia supaya manusia mengikuti derap langkah syetan. Tetapi ujar Ustad Arifin, tidak perlu khuatir. 

(sketsa by budi susilo)
Walau anak buah syetan masih berkeliaran di bulan ramadhan, manusia dapat mudah melawan syetan. "Anak buah syetan bisa kita belenggu sendiri dengan cara berpuasa," ungkapnya.

Berdasarkan riwayat, sejak manusia lahir sebenarnya sudah diikuti syetan. Begitu pun nabi Muhammad, sejak lahir, nabi Muhammad sudah ditempel oleh syetan. Namun kemudian karena nabi selalu dekat dengan Allah, maka syetan pun menjauhi nabi, tidak bisa menggodanya.

Menurut Ustad Arifin, yang dimaksud syetan mengikuti manusia itu bukan dalam bentuk wujud fisik hantu-hantu bergentayangan, akan tetapi berbentuk sifat yang akan menjerumuskan manusia pada keburukan atau yang membuat manusia menentang perintah Allah. 

Karena itu, tegasnya, merasa beruntunglah buat mereka para manusia yang bisa menjaga keimananya. Mereka yang bertakwa masuk orang-orang yang beruntung. "Bukan yang menonjolkan nafsu. Rugi kalau mereka yang memamerkan nafsu," ujar Ustad Arifin.

Sebagaimana dalam al Quran ayat 53 menyebutkan, "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang."

Syetan yang berkeliaran di muka bumi selalu menunggangi hawa nafsu dan akan menggoda, menggrogoti keimanan, dan ketakwaan manusia pada Allah SWT. 

"Kalau kita syahadat betul-betul pasti kita akan semangat beribadah puasa ramadhan, mencari kebaikan. Tapi sebaliknya mereka yang lemah iman, puasa ramadhan diangaap mati rasa, tidak ada perasaan senang," tuturnya.  ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN