JANGAN GOODBYE QURAN

Jangan Goodbye Quran


SEBERAPA sering kita membaca Al Quran bila dibandingkan dengan membaca koran ? Lalu bandingkan juga, seberapa pentingkah membaca Al Quran dengan membaca koran ? Apakah membaca Al Quran itu membuat tertinggal informasi ?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang muncul dari seorang Ustad Agus Nurqowim ketika memberikan kultum sholat Zuhur di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Minggu 27 Juli 2014.

Yang menggejala, katanya, orang menganggap koran ibarat seperti kebutuhan utama karena berisi sumber informasi. Sering orang berkegiatan membaca koran ketimbang membaca Al Quran.  

Padahal semestinya, membaca dan memahami Al Quran itu jauh lebih berguna. Isinya mengandung banyak manfaat. Membaca Al Quran ibaratnya berwisata, sebab ada gambaran mengenai lokasi surga dan neraka.

“Kita seolah-olah diajak Quran untuk melihat secara tidak langsung akan keberadaan surga dan neraka, yang kelak dikemudian hari akan ditempati oleh manusia,” ujarnya.

Al Quran (photo by budi susilo)

Selain itu, Al Quran juga berisi mengenai informasi sejarah, atau cerita-cerita umat terdahulu. Lewat jalan cerita sejarah yang nyata ini, manusia dapat belajar banyak dari kisah-kisahnya. “Cerita-cerita kaum terdahulu bisa jadi pelajaran buat kita semua,” katanya.

Nah, sebab itulah, apakah usai ramadhan nanti Al Quran akan ditinggalkan begitu saja. Apakah Al Quran akan dilupakan, tak lagi mau membaca apalagi memahaminya. 

“Usai ramadhan Al Quran mau diapakan? Mau dibawa kemana ? Apakah hanya mau disimpan dalam lemari ? Di pajang di atas meja ?,” tanya Ustad Agus kepada seluruh jamaah yang hadir.

Dalam Quran di surat Al Furqan ayat satu, disebutkan bahwa “Mahasuci Allah yang telah menurunkan furqan (Al Quran) kepada hamba-Nya (Muhammad) agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).”

Ayat itu menjelaskan bahwa Al Quran diturunkan ke bumi dipersembahkan untuk jin dan manusia untuk sarana pemberi jalan, menjadi pedoman kehidupan yang lebih baik.

Seharusnya, tegas Ustad Agus, lakukan kontrak dengan Al Quran. Andaikata ramadhan telah usai maka harus berkomtimen untuk terus gemar membaca Al Quran. “Jangan goodbye ramadhan, lalu ikut juga goodbye Quran,” urainya.

Hidup itu ibarat air jernin. Jika air dimasukan ke dalam gelas, maka suatu saat akan berubah warna airnya, karena kemasukan zat lain, air jadi keruh hitam. 

Untuk mengatasi ini maka harus dijernihkan kembali. “Kalau hidup kita suram, gelap gulita maka harus dibersihkan dengan cara membaca Al Quran,” katanya. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN