MARI BANYAK MENGINGAT MATI !

Mari Banyak Mengingat Mati


KEJAYAAN manusia bukan dilihat dari pangkat jabatannya yang tinggi. Kesuksesan manusia pun, bukan diukur dari sejauh mana harta bendanya yang melimah ruah. Tolak ukur keberhasilan manusia itu terletak dari rasa takwanya kepada Allah SWT.

Inilah pesan dari kutbah Jumat yang disampaikan Ustad Nur Ali di Masjid At Taubah pada Jumat, 30 November 2014 siang yang beralamat di Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, provinsi Banten.

Katanya, orang yang dalam kehidupan berstatus sosial rendah, tapi sangat bertakwa pada Allah, termasuk golongan orang-orang yang terhormat. 

Sebaliknya, buat mereka yang dalam dunia punya jabatan tinggi, menjabat sebagai menteri atau presiden tetapi tidak bertakwa kepada Allah, maka hidupnya dianggap hina. 

“Orang yang bertakwa hidupnya berkah. Akan dapat rezeki yang tak diduga-duga,” katanya yang kala itu mengenakan busana baju koko dan sarung serba putih.

Para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia kala itu memegang prinsip suci yakni merdeka atau mati dalam menegakkan kedaulatan bangsa nusantara dari kaum kolonial. (photo repro by budi susilo)

Ada sebuah hadis yang menceritakan perbincangan antara malaikat Jibril dengan Muhammad SAW. Hadis ini intinya mengungkapkan, hiduplah sesukamu dan suatu saat kau akan mati.

Cintai apa saja yang kau cintai, maka suatu saat nanti, kau akan berpisah dengan yang kau cintai itu. Berbuatlah semaumu, maka pada saatnya, kau akan menerima balasan untuk kamu.

Gambaran hadis itu mengingatkan pada manusia. Bahwa kehidupan di muka bumi hanyalah sebentar, tidak kekal abadi. 

Dan nantinya, segala perbuatan atau kegiatan di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Makanya, karena hidup hanya sementara, maka manfaatkan umur kehidupan untuk mencari amal perbuatan baik. 

“Kita harus banyak ingat mati. Kita jangan lupa rumah kubur. Bersyukurlah selalu pada Allah,” tegasnya.

Saat manusia mati tak berdaya, jasad dipendam ke dalam liang kubur, maka harta, jabatan, dan keluarga yang dicintainya tak bisa dibawa. Begitu pun ketika manusia tersiksa di alam kubur, maka tak akan ada yang bisa menolongnya. 

Mengutip di kitab Al Quran dalam surat An Nisa ayat 78, menjelaskan, “Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” 

“Kalau kita sudah mati, tarta tidak bisa menolong. Keluarga juga tidak bisa. Ada satu yang bisa menolong kita nanti, yakni perbuatan baik kita, amal ibadah kita,” tuturnya.

Karena itu, manusia harus tersadar agar selalu mendapat rasa iman dan takwa yang sebaik-baiknya. 

Manusia harus cinta kepada Allah di atas segala-galanya, sebab hanya Allah yang mampu selamatkan manusia di dunia dan akhirat. “Allah selalu melindungi kita. Allah menyayangi kita,” urainya. 

Sebenarnya, manusia berbuat baik itu tidak ada ruginya. Sebab orang yang berbuat baik itu, kebaikannya akan kembali lagi kepada dirinya. Begitu pun orang yang jahat, maka kejahatannya akan berbalas ke dirinya. 

“Mari kita bertobat, tinggalkan perbuatan maksiat. Kita harus banyak-banyak berbuat amal. Banyak-banyak mengingat mati, agar kita tahu apa sebenarnya tujuan hidup kita. Tujuan hidup kita hanya beribadah pada Allah,” katanya. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN