FURNITURE ROTAN TANJUNG SELOR | KALIMANTAN UTARA


 Konon 
Furniture Rotannya Mampu Tangkal Penyakit

Jefry Bombing, siang itu, Minggu (8/2), sedang menyulam sebuah kursi berbahan rotan buatannya. Dia tampak asyik sendiri mengerjakan kursi rotannya dengan ditemani lantunan musik lagu-lagu rohani.

Usianya yang masih muda, 26 tahun, tetapi Jefry sudah berani mandiri menggeluti usaha industri kreatif furniture rotan di Jalan Rambutan, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kabupaten Bulungan.  

“Sedang sibuk membuat pesanan pelanggan saya,” ungkapnya saat ditemui di tempat usahanya yang diberinama gerai Jef Bob.

Tak berselang lama, dia pun menghentikan sejenak aktivitasnya. Dia bersua. Katanya, pembuatan furniture rotannya bergantung pada pesanan. Jika tidak ada pesanan, maka dirinya menganggur. 

“Tapi Puji Tuhan, yang pesan selalu saja ada. Rata-rata, tiap bulannya selalu saja ada yang pesan satu set furniture atau juga terima layanan perbaikan furniture rotan,” ungkapnya.   

Jefry Bombing sedang menyulam kursi rotan buatannya di gerainya yang ada di Jalan Rambutan Tanjung Selor Kalimantan Utara pada Minggu 8 Februari 2015. Bahan baku rotannya diperoleh dari bumi Kalimantan. (photo by budi susilo)
Dia menjelaskan, satu set furniture terdiri dari kursi rotan sebanyak empat buah ditambah dengan sebuah meja rotan dengan tatakan berlapis kaca warna hitam. Untuk harganya, dikenakan bandrol Rp 4,5 juta, bisa nego.

“Pembelinya kebanyakan masih di seputaran sini saja (Tanjung Selor). Belum sampai dikirim ke luar daerah,” ujar Jefry yang lahir pada 28 Januari 1988.

Konsumen langganannya kebanyakan datang dari hotel-hotel, restoran, dan para konsumen rumah tangga. Ada yang bilang, konsumen suka dengan produknya karena furniture rotan memancarkan kesan alami. 

“Buatan produk saya tahan sampai puluhan tahun. Yang penting perawatannya bagus, pasti bisa awet sampai 10 tahun lebih,” kata Jefry.    

Pria kelahiran Tanjung Selor ini tidak terbebani menekuni profesi pekerja seni. Sebab usaha yang dilakukannya merupakan panggilan hati, tidak ada paksaan dari orang lain. 

“Memang kemauan saya sendiri. Saya belajar dari bapak saya, mau meneruskan, mau memajukan usaha keluarga saya. Dahulu kakek saya juga buka usaha yang sama di Tarakan, tapi kini sudah tidak lagi,” kata Jefry.

Setamat dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tanjung Selor, pada lima tahun lalu, Jefry langsung terjun mengelola gerai furniture Jef Bob. 

Mengingat dirinya memiliki bakat dalam seni furniture rotan dan lulusan sekolah dari jurusan pemasaran, maka kesemua ini menjadi modal penting untuk mengembangkan industri kreatifnya. “Tidak ada bayangan kalau mau jadi pegawai negeri. Saya mau berwirausaha saja,” tuturnya.

Resonasi di tahun 2015 ini, Jefry ingin memantapkan pemasarannya. Selama ini dia masih merasa kekurangan dalam metode pemasaran. Rencananya, dia akan mengambil teknik pemasaran online lewat media sosial agar produknya bisa dikenal meluas. 

“Kadang-kadang jaringan internet disini masih susah. Tapi mau bagaimana lagi, ya tetap akan saya lakukan di saat ada waktu senggang,” ungkapnya.

Perlahan tapi pasti, inilah prinsip wirausaha yang dimiliki oleh Jefry. Dia ingin keuntungan usahanya menjadi satu bagian penting dalam pemenuhan instrumen investasinya, terutama dalam kemampuannya membeli alat-alat mesin produksi modern. 

“Selama ini saya masih menggunakan cara manual. Nanti kalau ada modal lagi, saya mau beli mesin supaya kerjanya bisa cepat dan lebih rapi,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN