TAMAN NASIONAL KUTAI | KALIMANTAN TIMUR

Sensasi Pagi di Belantara Hutan 

MASIH ingat pagi itu, saya menggunakan sepeda motor matik dari Gang Banjar, Teluk Lingga, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur melancong ke arah Taman Nasional Kutai Timur yang berjarak sekitar puluhan kilometer, Minggu 7 Desember 2014.

Perjalanan yang pertama kali ini, buat saya pribadi sungguh tidak melelahkan. Maklum, kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya akan tambah semakin rindu untuk mengunjunginya lagi. Hem, saya lebay yak.

Sebenarnya berwisata ke hutan lindung tidak dalam perencanaan, sebab niat awal mau kunjungi Teluk Lombok Kutai Timur, namun berhubung dalam perjalanan melewati Taman Nasional, maka saya pun menyempatkan diri untuk singgah sejenak, masuk ke taman, melihat-lihat panorama alam hutannya.

Hutan ini tidak ada binatang-binatang buas seperti harimau, singa, ular, atau buaya, sehingga aman untuk dikunjungi. Saya yang pergi sendiri ke taman, sebenarnya agak ragu mau masuk ke komplek hutan belantara ini. 

Ada rasa takut untuk masuk ke dalam, maklum saya hanya sendiri sebatang kara. Namun tidak lama, beberapa menit kemudian, saya temukan orang-orang yang masuk ke dalam taman, maka keberanian saya pun kembali terbangun, saya ikut bergabung dengan mereka, pasang prinsip sok kenal, sok dekat.  

Jembatan gantung yang ada di Taman Nasional Kutai Provinsi Kalimantan Timur pada Minggu 7 Desember 2014 pagi. Jembatan yang beralaskan potongan kayu ini berfungsi sebagai penghubung daratan hutan. (photo selfie)

Luas hutan ini adalah 198.629 hektar. Belum seluruhnya saya menjelajah, sebab tidak memiliki waktu banyak. Sementara, binatang-binatang penghuninya di antaranya ada Bekantan, Burung Enggang Papan, Ungulata, Raja Udang, dan Bangau Tong-tong. 

Waktu saya masuk ke hutan ini, saya belum temukan satu pun binatang-binatang tersebut, hanya melihat seekor kadal saja. Dan saya hanya baru bisa melihat tumbuhan-tumbuhan khas Kalimantan saja, seperti di antaranya pohon Myristica Maxima yang memiliki ciri diameter lima centimeter dengan panjang sembilan centimeter.

Kemudian saya juga melihat ada pohon Resak Gunung dan Keruing Kesat yang biasa hidup di hutan primer dataran rendah. Kemudian pohon yang terkenal mahal yakni pohon Ulin atau pohon Kayu Besi yang usianya bisa mencapai 1000 tahun dengan tinggi 45 meter dan berdiameter 225 centimeter.

Lalu ada juga pohon endemik Kalimantan, bernama pohon Durian Burung atau Upaloh. Tumbuhan ini hidup di hutan primer dataran rendah, yang biasanya banyak juga ditemukan di tanah berpasir sepanjang pantai timur Kalimantan.

Buah pohon itu bentuknya kecil, lonjong seukuran buah markisa. Namanya yang sama dengan durian, tentu memiliki duri juga, tetapi ini durinya tidak tajam, layaknya buah durian sungguhan. Duri buah pohon Durian Burung tumpul dan lunak.

Warna kulit buah Durian Burung adalah hijau, kalau sudah masak berubah jadi hijau kekuning-kuningan. Rasa buahnya tawar, tidak beraroma. Karena itu, jenis buah ini hanya disukai oleh binatang seperti kera dan burung saja. ( )

Anak sungai yang ada di hutan belantara Taman Nasional Kutai Provinsi Kalimantan Timur pada Minggu 7 Desember 2014. Untuk menyeberangi sungai ini, telah disediakan jembatan gantung yang kuat. (photo by budi susilo)

Seekor kadal yang hidup di hutan belantara Taman Nasional Kutai provinsi Kalimantan Timur pada Minggu 7 Desember 2014 pagi. (photo by budi susilo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN