TAMAN PINGGIRAN SUNGAI KAYAN | KALIMANTAN UTARA

Taman Cerminan Masyarakatnya 

TAMAN di suatu daerah, akan memancarkan suasana indah. Keberadaan taman bunga atau sejenisnya, menggambarkan sebuah daerah yang memperhatikan betul nilai-nilai budaya dan estetika.

Tanjung Selor, sebuah kecamatan di Kabupaten Bulungan yang rencananya akan menjadi sebuah Kotamadya pun mulai berbenah, telah melakukan langkah, berupaya berinovasi membangun taman-taman kota.

Seperti halnya taman bunga yang ada di pinggiran Sungai Kayan, Kalimantan Utara. Taman yang memanjang ini dilengkapi lintasan pedestarian, diharapkan bisa menjadi aset penting bagi daerah, terutama dalam memajukan potensi ekonomi berbasis wisata. 

Seperti halnya, di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat telah membangun taman air mancur Sri Baduga, di Kota Bandung membangun beragam jenis taman unik, di Kota Jakarta menyulap waduk pluit jadi surga taman publik.

Upaya kesemua itu, intinya untuk mengenalkan daerahnya ke seluruh penjuru bahwa daerahnya benar-benar komitmen terhadap tata keindahan dan penuh keberadaban, sehingga nantinya akan banyak orang yang mau datang mengunjungi.

Taman pinggiran Sungai Kayan yang berada di Jalan Katamso, Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara terendam luapan air banjir pada Jumat 13 Februari 2015. Padahal taman ini sedang proses penyempurnaan. (photo budi susilo)

Tanjung Selor sendiri daerah yang baru dimekarkan. Selama ini Tanjung Selor dikenal sebagai ibukota dari Kabupaten Bulungan yang masuk dalam lingkup Provinsi Kalimantan Timur.

Sekarang sudah berdiri otonom. Tanjung Selor akan menatap masa depannya dengan kemandirian. Perubahan awal yang diterapkan daerah ini yakni melakukan pembangunan taman di pinggiran Sungai Kayan.

Tetapi sayang, nasib tak beruntung datang berkunjung pada awal Februari 2015. Sungai Kayan meluap, air pun sampai tumpah ke daratan Tanjung Selor, menenggelamkan juga tanaman bunga yang ada di taman. 

Jumlahnya ada ribuan tanaman yang rusak akibat tergenang air banjir Sungai Kayan. Sungguh kasihan, tanaman-tanaman yang baru ditanam dan akan tumbuh berkembang, mati sebelum berkembang dewasa. 

Hal yang tidak diharapkan menerkam taman pinggiran Sungai Kayan. Banjir melumat semua makhluk hidup flora. Tidak seperti biasanya, banjir sampai naik ke daratan Tanjung Selor. 

Padahal pinggiran sungai sudah diberi tanggul beton yang tinggi, tetapi apa daya, bencana banjir Februari 2015 ini telah menjadi takdir, sebagai sejarah bencana banjir yang terbesar di Kabupaten Bulungan.

Apa pun itu rintangannya, taman harus tetap ada. Taman harus tetap menghiasi pinggiran Sungai Kayan. Sayang, kalau Tanjung Selor tidak dihiasi taman-taman indah. Sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan Katamso tentu akan tampak ‘pahit’ jika tak dilengkapi taman-taman pinggiran Sungai Kayan.

Kembali membangun. Prinsip inilah usai banjir Sungai Kayan surut. Taman yang rusak kembali ditata, tanaman yang hanyut oleh banjir mesti diganti dengan yang baru. Jangan dibiarkan tandus, tak boleh gundul tanpa ada tanaman yang bertumbuh.

Keberadaan taman sangat dibutuhkan, Tanjung Selor harus lebih banyak dijamuri taman-taman kota, ketimbang harus ditumbuhi gedung-gedung beton yang megah. Taman itu ibarat paru-paru kota, tanpa taman, kehidupan urban Tanjung Selor terasa hambar. ( )


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN