TANJUNG SELOR BANJIR 8 | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Pasca Banjir 
Kerja Bakti Bersih Lingkungan

Kedua lengannya tanpa dilindungi sarung tangan karet, tetapi Dira tak sungkan memungut sampah plastik yang ada di selokan air Jalan Rambutan, Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kalimantan Utara.

Perempuan bernama lengkap Nandira Latisa (16) itu ikut bergabung bersama teman-teman sebayanya dalam kegiatan kerja-bakti pasca banjir Kabupaten Bulungan. 

Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-Kabupaten Bulungan. Tema kegiatan bertema aksi solidaritas bencana banjir Tanjung Selor. 

Aksi itu terwujudkan dalam bentuk kegiatan bersih-bersih lingkungan di sepanjang Jalan Skip, Jalan Kolonel Soetadji, Jalan Salak, dan Jalan Rambutan, pada Minggu 15 Februari 2015.

“Rumah saya tidak kena genangan banjir tapi saya mau ikut saja, bantu-bantu bersih lingkungan. Daripada tidak ada kerja-an, saya lebih baik bergabung. Ikut kegiatan sosial yang bermuatan positif,” kata Dira.  

Sama halnya, Ayu Widya (15), siswi kelas satu di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 ini terpanggil mengikuti kerja-bakti karena rasa empatinya pada korban bencana banjir Tanjung Selor. 

“Habis banjir banyak sampah berserakan. Kalau dipandang tidak enak. Makanya ikut kerja-bakti bersihkan lingkungan,” ujarnya, yang kala itu mengenakan jaket switter merah muda. 

Petugas kebersihan Kabupaten Bulungan mengangkut sampah bekas bencana banjir Tanjung Selor di daerah Kampung Arab pada Minggu 15 Februari 2015. Pasca banjir banyak sampah-sampah menumpuk di bak sampah tiap-tiap rumah warga. (photo by budi susilo)

Kali ini, mereka yang ikut membersihkan lingkungan hanya ada puluhan pelajar, termasuk para guru-guru. Mereka semua mengenakan pakaian bebas, berdasar selera masing-masing.  

Di lokasi pun tampak hadir, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bulungan, Djamaludin Saleh menjelaskan, kegiatan bersih lingkungan yang melibatkan para pelajar ini diharapkan mampu memberi andil dalam pengurangan penyebaran sampah dan wabah penyakit.  

“Senin tetap masuk sekolah. Guru-guru dan para murid wajib datang. Kalau ada sekolahnya yang masih kotor bekas banjir harus diberishkan, melakukan kerja bakti bersama-sama,” tegasnya. 

Sebelumnya, bantuan sosial bagi korban banjir di Kabupaten Bulungan terus berdatangan dari segala penjuru. Satu di antaranya, dari pemerintah daerah Kabupaten Berau.

Mereka memberikan sumbangan logistik berupa 253 kardus mi instan dan minuman air putih cepat saji sebanyak 207 kardus pada Sabtu 14 Februari 2015, di gedung Palang Merah Indonesia Kabupaten Bulungan. 

Ditemui, Kepala Bagian Umum Setda Berau, Haji Abdurahman mengatakan, pemberian sumbangan atas dasar ketulusan membantu warga masyarakat Kabupaten Bulungan. 

“Bantuan kami tidak seberapa, tapi harapannya bantuan kami bisa meringankan beban penderitaan saudara kita yang tinggal di Bulungan,” ujarnya.

Menurutnya, sumber sumbangan dari masyarakat Berau, yang berasal dari unsur pemerintah daerah dan pihak swasta. Tujuan memberikan bahan makanan pokok karena sumbangan ini merupakan satu elemen yang sedang dibutuhkan.

 “Kami berdoa supaya tidak ada lagi banjir besar. Semoga warga Bulungan kembali hidup aman dan nyaman lagi,” kata Abdurahman. 

Selain Berau, juga ada dari Kota Tarakan. Diwakili pemerintah daerah Kota Tarakan, sumbangan berasal dari pemerintah dan donatur dari swasta. Sofian Raga, Walikota Tarakan mengatakan, bantuan yang diberikan berupa sembilan bahan pokok.

 “Bantuan yang kami berikan diharapkan bisa membantu. Meringankan semua penderitaan para korban bencana banjir,” kata pria kelahiran 10 Januari 1962 ini.

Sebaiknya Diberi Pakaian Baru
Di tempat terpisah, Bupati Bulungan Budiman Arifin mengharapkan kepada donatur yang peduli terhadap para korban banjir Tanjung Selor, sebaiknya tidak memberikan bantuan dalam bentuk pakaian bekas.

Ia menjelaskan, belakangan ini ada instruksi dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia untuk tidak mengkonsumsi pakaian bekas impor karena diduga mengandung bakteri. 

“Namanya pakaian bekas walau masih layak, tetap saja ada bekas-bekasnya. Bukan bermaksud menolak bantuan orang, tetapi alangkah tepatnya kasih saja pakaian-pakaian yang masih baru,” ujar Budiman.

Menurutnya, pakaian bekas belum tentu diminati oleh para korban bencana banjir Kabupaten Bulungan. “Kasih yang baru. Kasih yang lebih bagus sekalian, jangan yang tanggung-tanggung,” kata Budiman.  

Ditemui, Koordinator Bencana Banjir Tagana Kabupaten Bulungan, Rismanto, menjelaskan, sebagaian besar para korban bencana banjir di Kabupaten Bulungan tidak memerlukan pakaian. 

“Para korban sebenarnya sangat membutuhkan logistik pangan dan minuman. Banjir membuat warung, pasar, toko tidak jualan. Susah mau cari makanan minuman, semuanya tutup,” ungkapnya.

Karena itu, tegas Rismanto, alangkah baiknya, para donatur memberikan sumbangan berupa sembilan bahan pokok. Sumbangan pangan akan sangat memberikan banyak manfaat. 

“Ya, tapi kalau ada yang tetap mau sumbang pakaian bekas saya terima, tidak kami tolak. Tidak etis juga kalau ada yang mau sumbang kami tolak,” kata pria yang juga sebagai pegawai di Dinas Sosial Kabupaten Bulungan ini.   

Berdasarkan data yang dihimpun Tagana Kabupaten Bulungan, sumbangan pakaian bekas layak pakai untuk 14 Februari 2015 sudah mencapai 46 paket. Setiap paketnya, kemungkinan berisi 50 baju bekas.  

Ditambahkan, Yahya Iskandar, Koordinator Bagian Logistik Tagana Kabupaten Bulungan, sumbangan pakaian bekas layak pakai masih tertampung di gudang pokso sumbangan Palang Merah Indonesia Bulungan. “Sampai sekarang belum sempat kami distribusikan. Banyak yang lebih butuh makanan dan minuman saja,” ujar pria berumur 24 tahun ini. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN