DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Ngedewan Man !   

Sudah hampir dua bulan lamanya saya bertugas meliput di lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Terhitung sejak awal Januari 2015. 

Baru sedikit hal yang saya ketahui mengenai sosok legislator, yang bertugas membuat aturan perundang-undangan dan pengawasan di pemerintahan Kabupaten Bulungan. 

Pertama bertugas di gedung wakil rakyat ini, saya ditegur oleh petugas keamanan bernama Allan. Waktu saya berdiam diri di ruang bagian pegawai Sekertariat Dewan, persisnya di bagian mushollah, tiba-tiba di belakang saya ada suara yang mencoba menegur.

Saya ditegur halus oleh Allan. “Darimana ya pak.Tolong tunggu di depan saja. Jangan tunggu di ruangan sini. Tempat ini khusus karyawan saja, kalau tamu, ruang tunggunya ada di depan,” ujarnya.

Saya pun menuruti perintahnya dan langsung bersama dirinya pergi ke pelataran gedung dewan, untuk berbincang dengannya. Lalu saya jelaskan, kalau saya berada di gedung dewan ini untuk menunaikan tugas peliputan dari kantor berita saya, TribunKaltim.

Pelataran depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bulungan, pada Rabu 4 Februari 2015. Tempat ini beralamat dibilangan Jalan Ulin, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. (photo by iin maysaroh)







Mendengar itu, Allan pun langsung memakluminya. Dia tidak mengetahuinya, sebab saat saya masuk ke ruangan sekertariat, dia tidak berada di pos penjaga tamu, dia sedang ke luar gedung untuk membeli rokok di warung.

“Saya lagi keluar jadi tidak tahu. Biasanya kalau tamu atau orang-orang baru lapor kesini dulu (pos penjaga). Kalau wartawan mau tugas liputan ya diperbolehkan,” kata Allan, yang berasal dari Banjar ini.    

Satu lagi, kenalan baru sebagai petugas keamanan gedung dewan. Bernama Stenly Sawotong, punya ayah kandung yang asli orang Tuminting Kota Manado keturunan tionghoa. Saya pun bercerita kepada dia, kalau saya sendiri juga pernah lama tinggal di Kota Manado.

Stenly sendiri bekerja sebagai petugas keamanan di gedung wakil rakyat, terbilang baru seumuran jagung. Dia baru dua bulan sebagai security dan punya ibu kandung asli dari Dayak Lepuk Tau, Kalimantan Utara.

Kemudian, satu lagi petugas keamanan yang paling senior. Mungkin orang ini sudah dianggap sebagai jendralnya keamanan dilingkungan DPRD Bulungan. Orang yang paling tua umurnya, dibandingkan dengan petugas keamanan lainnya.

Pria ini bernama pak Djaiman. Saya berkenalan dengannya. Ternyata pak Djaiman orang perantauan juga, bukan lahir dari tanah bumi Bulungan Kalimantan Utara. Dia datang dari tanah jawa, tepatnya dari daerah Madiun.

Cerita sejarah dia berada di Kabupaten Bulungan karena dahulunya aktif sebagai tentara angkatan darat rekrutan di Jawa. Tetapi kisah hidupnya tidak meniti karir militer di jawa. Saat itu, Pak Djaiman ditugaskan ke Tarakan yang saat itu masih bernama provinsi Kalimantan Timur. 

“Saya sudah hampir 30 tahun lebih tinggal di disini. Sampai pensiun di tahun 2004 saya masih tinggal disini, menetap di Bulungan. Habis pensiun tentara saya daftar jadi petugas kemanan di dewan, sampai sekarang saya masih kerja disini (dewan),” ungkap pria yang gemar membawa tasbih hitam ini.  

Nah, mengenai jumlah personel legislator di Kabupaten Bulungan, terbilang sedikit jika dibandingkan dengan yang ada di kota-kota besar seperti Balikpapan dan Samarinda. Di Kabupaten Bulungan ini, total legislatornya hanya 25 orang yang terbagi dalam tiga komisi.  

Komisi satu membidangi Pemerintahan dan Hukum, dan komisi dua menangani Keuangan dan Kesejahteraan Rakyat. Sedangkan yang terakhir adalah komisi tiga yang memfokuskan pada soal Ekonomi dan Pembangunan.   

Personel dewan yang sering saya temui untuk diwawancarai yakni Ketua DPRD Kabupaten Bulungan Syarwani dari Golkar, dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bulungan bernama Faisal Fikri yang berkendaraan Partai Persatuan Pembangunan.

Dan yang lainnya ada Aluh Berlian dari Golkar dan Muhammad Nafis dari Partai Keadilan Sejahterah serta Markus Juk dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ketiga orang ini tergabung dalam komisi tiga.

Di komisi dua, sering bertemu dengan Elia Jalung Manurip orang Hanura, dan Kilat dari Gerindra. Dan untuk komisi satunya, sering bertatap sapa dengan Irianto, seorang politisi dari partai Golkar. 

Sementara, pada tiga minggu awal, saya sering berjumpa dengan rekan wartawan dari media cetak lain, yakni Wawan pria asal Bima yang bekerja di media Radar Tarakan dan Iin Maysaroh dari Bulungan Post

Tetapi sejak memasuki pertengahan Februari 2015, Iin pindah tugas ke Kabupaten Berau dan digantikan oleh rekan kantornya bernama Susmita Eka Putri, gadis asal Berau. Welcome to the Parlement Bulungan, sis. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN