KAMPUNG KARANG TIGAU | BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Puskesmasnya Jauh 
Seltin Melahirkan Bayinya di Truk


Malang benar nasib warga Kampung Karang Tigau, Desa Mangkupadi Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Lokasinya yang jauh dari puskesmas kecamatan, warganya kesulitan mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

Itu diketahui ketika Tribunkaltim.co berkunjung ke kampung Karang Tigau pada Minggu (5/4/2015) siang. Saat itu, disebuah rumah kayu komplek perumahan karyawan perkebunan sawit, terlihat Seltin (27), sedang mengayun-ayunkan sebuah kain gendong yang di dalamnya terdapat balita berumur satu bulan. 

Bayi berjenis kelamin perempuan itu adalah anak ketiga dari Seltin, yang baru saja dilahirkannya pada Maret lalu di Puskesmas Tanjung Palas Timur, Desa Tanah Kuning. Dia memberi nama anaknya dengan sebutan Aunima Ma’rufah.

Kenangan yang tidak terlupakan oleh Seltin waktu melahirkan Aunima dalam kondisi yang serba darurat. Dirinya melahirkan Aunima di tempat yang kurang tepat, tidak di ruang kamar persalinan. 

Alasannya klasik, tempatnya yang jauh dari puskesmas, dirinya tidak punya kesempatan untuk mengeluarkan cabang bayinya di ruangan yang tertutup dan di dampingi oleh bidan profesional.  

Seltin mencoba menceritakan kembali masa silamnya itu. Cerita awalnya, saat mendekati waktu subuh perutnya terasa perih tak tertahankan. Dugaannya, bayi yang dikandungnya akan keluar, hadir ke planet bumi. 

Seltin warga Kampung Karang Tigau Kabupaten Bulungan bersama bayinya yang dilahirkan di dalam truk. (photo by budi susilo)

Melihat gejala itu, suaminya yang petani kebun pun bergegas, mencari kendaraan roda empat agar bisa difungsikan untuk mengangkut Seltin pergi ke puskesmas. Tidak berselang lama, suami Seltin hanya mendapat pinjaman mobil truk milik sebuah pabrik pengolahan sawit.  

Tidak ada batang, akar pun jadi. Pepatah inilah yang kemudian harus diterima oleh Seltin. Pergi ke puskesmas, Seltin menggunakan truk besar dalam kondisi hamil besar. 

“Saya duduk dipaling depan dekat supir. Yang setir truknya bukan suami tapi si pemilik truk,” ungkap Seltin, perempuan kelahiran Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Selama menumpuh perjalanan ke puskesmas Tanjung Palas Timur, dirinya merasakan getaran kasar karena roda truknya sering melintasi jalanan yang kondisinya masih berlubang dan berkerikil, serta bernuansa gelap gulita. “Seingat saya, dari kampung saya ke tempat puskesmas butuh waktu sekitar empat puluh menit lebih,” ungkap Seltin. 

Detik-detik puncak kehamilan telah dirasakan oleh Seltin, dan dirinya hanya bisa merintih, menahan kesakitan yang tidak berkesudahan. Laju truknya lumayan kencang, berharap bisa sampai tepat waktu di puskesmas.

Namun sejarah berkata lain, kata Seltin, hampir empat puluh menit dirinya menghabiskan waktu di jalanan menahan nyeri perut,  truknya tiba-tiba berhenti persis di depan pagar Puskesmas Tanjung Palas Timur. 

“Sampai di depan puskesmas, bayinya keluar dari perut. Lahir di dalam truk. Saya langsung dibawa ke dalam puskesmas masih berkondisi ada darah. Alhamdulilah, bayi saya kondisinya sehat,” tutur Seltin yang lahir pada 5 Mei 1987 ini. 

Ditempat yang sama, Baharudin Hadiseng (51), warga Kampung Karang Tigau menuturkan hal senada. Selama ini warga yang ingin pergi berobat terhalang oleh jarak dan waktu. Sebab warga Kampung Karang Tigau yang ingin mendapat perawatan medis harus pergi jauh ke Puskesmas Tanjung Palas Timur, Desa Tanah Kuning. 

“Maunya disini (kampung Karang Tigau) disediakan puskesmas.Warga disini sudah semakin banyak. Saya sudah puluhan tahun disini. Jumlah penduduknya dari tahun ke tahun terus bertambah. Kami perlu fasilitas kesehatan,” ungkap pria kelahiran Palopo ini. ( )


Sumber: http://kaltim.tribunnews.com/2015/05/08/kisah-seltin-warga-kampung-karang-tigau-yang-melahirkan-di-atas-truk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN