DESA LONG PESO | BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA 2

Tiada Mobil Damkar 
Sukamto Andalkan Kain Basah

Momen lebaran yang setidaknya merupakan hari yang paling membahagiakan bagi umat Islam, tetapi sebaliknya tidak bagi sebagian warga Desa Long Peso karena lebaran tahun ini, warga desa kedatangan tamu yang sangat tidak diharapkan. 

SORE itu, di Balai Pertemuan Desa Long Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Jusnita mengingat betul peristiwa bencana kebakaran yang melanda rumahnya pada Jumat, 17 Juli 2015 dini hari. 

Perempuan 23 tahun itu bercerita kepada Tribunkaltim, saat fajar akan menyingsing menerangi Desa Long Peso bertepatan awal hari raya Idul Fitri 1436 hijriah, desanya mendadak gaduh. 

Padahal kala itu, dia sedang tidur di kamar rumahnya. Namun karena ada suara keramaian di luar rumah, Jusnita pun terbangun dari ranjangnya.” Ada apa ya ramai sekali. Masih jam tiga pagi. Saya penasaran coba keluar rumah. Ternyata ada kebakaran rumah,” ungkapnya.

Kontan, melihat persitiwa itu, Jusnita mendadak kaget, sedikit panik. Dia pun langsung ikut berteriak membangunkan anggota keluarga di rumahnya untuk berkemas-kemas selamatkan diri dan harta benda. 

“Api yang membakar cepat sekali merembet. Saya hanya bisa selamatkan ijasah dan surar-surat penting lainnya. Keluarga saya selamat semua,” ujar perempuan berjilbab ini. 

Bencana kebakaran melanda warga Desa Long Peso pada Jumat (17/7/2015) dini hari. Akibat peristiwa ini,  sebanyak 21 unit dan dua unit kantor kepala desa ludes terbakar dan 27 kepala keluarga jadi korban, mengalami kerugian harta benda. (Photo by Budi Susilo)

Akhirnya dia pun bersama suaminya merayakan lebaran di Balai Pertemuan Desa. Pengantin baru ini tidak sempat merasakan kebagiaan lebaran. Kedua matanya yang bulat terlihat berkaca-kaca, sedih atas bencana kebakaran yang menimpanya. “Rumah kami hangus ludes tanpa tersisa,” ungkap Jusnita.

Selain itu senasib juga dengan Sukamto, 41 tahun. Pemukimannya pun kini musnah menjadi puing-puing arang, rata seperti tanah. “Rumah yang terbakar semuanya berdempetan dan terbuat dari kayu. Api cepat merembet,” tuturnya yang mencoba menceritakan kembali peristiwa kelam itu.

Saat si jago merah mengampuk dahsyat di rumahnya, Sukamto berupaya maksimal untuk memadamkan api dengan segala jurus yakni memadamkan api dengan kain basah dan menyiramkan air yang diambil dari kamar mandi, tetapi caranya tidak ampuh, api terus berkobar, semakin membesar karena tiupan angin yang kencang.

Sebagian besar warga ikut bahu-membahu menaklukkan api. Takut merembet sampai jauh, banyak warga yang ikut bergotong-royong memadamkan api. “Di desa kami tidak ada pelayanan mobil pemadam kebakaran. Kita pakai cara manual saja,” kata pria yang berprofesi sebagai Babinsa Angkatan Darat ini.

Mengacu pada data pemerintahan Desa Long Peso, rumah yang terbakar ada 21 unit dan dua unit kantor kepala desa. Akibat kebakaran rumah ini, 27 kepala keluarga menjadi korban, kesemuanya mengalami kerugian harta benda. 

Saat ditemui, Kepala Desa Long Peso, Kuwing Ding mengatakan, diduga kebakaran akibat ada yang lupa mematikan kompor masak. Karena tidak terkontrol, kompor masak meladak kemudian api sulit dikendalikan. “Melihat kejadian ini saya akan usulkan ke Pemkab supaya ada mobil damkar di Desa Long Peso,” tegasnya. ( )

SUMBER: http://kaltim.tribunnews.com/2015/07/20/tak-ada-mobil-damkar-sukamto-andalkan-kain-basah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN