DESA SALIMBATU | BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Rajanya Diasingkan ke Manado

SUNGAI Kayan seolah menjadi saksi bisu kala itu, Minggu 30 Agustus 2015 pagi. Saya pergi menuju ke Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, melintasi jalur air, menumpang perahu speedboat Pemkab Bulungan.

Saat saya pergi menuju ke Desa Salimbatu tidak sendiri, karena saya pergi bersama dengan rombongan Bupati Bulungan, Budiman Arifin, yang mengagendakan peresmian rumah adat Baloy Tidung Salimbatu dan dermaga Salimbatu. 

Kawasan Desa Salimbatu, merupakan lokasi pemukiman penduduk yang sebagian besar berasal dari Suku Tidung, sebuah suku asli di Kabupaten Bulungan. Gaya suku ini tidak jauh berbeda dengan orang-orang melayu yang ada di Malaysia.

Untuk menjangkau di desa ini, jarak tempuhnya tidak sampai berjam-jam. Kami berangkat dari Pelabuhan VIP Tanjung Selor menuju ke lokasi Desa Salimbatu hanya butuh waktu sekitar 30 menit.    

Suasana Jalan Datu Adil yang sepi dan masih berkondisi berkerikil dan berpasir pada Minggu 30 Agustus 2015 pagi. Datu Adil ialah sebuah nama raja Salimbatu yang pernah di asingkan ke Manado oleh pemerintahan Hindia Belanda karena bersikap kritis pada rezim kolonial saat itu. (photo by budi susilo)

Setiba di lokasi, dermaga di desa ini belum secantik dermaga yang dimiliki oleh Kecamatan Tanjung Selor, berbentuk bagus, beratap, dan terbuat dari besi bercat biru. Dermaga Desa Salimbatu baru berupa kayu-kayu tanpa ada pelindung loteng.

Sungguh sial, saat saya sedang berphoto-photo di dermaga Desa Salimbatu, handphone saya yang ada di saku kemeja bagian kiri, terjatuh. Awalmulanya, saya sedang berpose nungging untuk mengambil objek photo panorama sungai yang menempel di Desa Salimbatu.

Saat bersamaan handphone saya pun terjatuh berhamburan ke bawah. Batre handphone saya tidak selamat, tercelempung ke sungai. Maklum, lantai dermaganya yang terbuat dari kayu masih banyak celah-celahnya. Syukur, hanya batre-nya saja yang lenyap, tetapi untuk perangkat handphone-nya selamat.  

Desa Salimbatu dianggap kampung tertua di Kalimantan Utara. Menurut sejarawan Desa Salimbatu, Abdul Manaf, dahulu Desa Salimbatu dipimpin oleh seorang raja yakni Datu Amir Bahar alias Maulana, suaminya Ratu Intan Jura.

Ratu Intan Si Jura anak kandungnya si Pengiran Jemalul Kiram. Raja Salimbatu dulu memiliki daerah kekuasaan yang luas, dari Teras, Sabah Malaysia, hingga Pulau Derawan yang memiliki kekayaaan alam berlimpah.

Ratu Intan Si Jura memiliki tiga saudara. Dua wanita dan juga satu pria. Ketiganya ini anak kandung Pengiran Jemalul Kiram Kedengan Puan Tua mama kandungnya si Datu Adil dan Datu Jemalul yang menentang pemerintahan Hindia Belanda.

Sebuah masjid besar yang ada di Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Minggu 30 Agustus 2015. Masjid ini berdekatan dengan komplek perkuburan warga. (photo by budi susilo)
 
Suasana jalanan di perkampungan Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Minggu 30 Agustus 2015. Daerah ini adalah pinggiran sungai, berada dekat dengan aliran Sungai Kayan. (photo by budi susilo)

Datu Adil dan Datu Jemalul raja terakhir Salimbatu. Kedua orang ini diasingkan oleh pemerintahan Hindia Belanda ke Kota Manado Sulawesi Utara, bersama kawan karibnya, Aji Maulana dari Bau Pasu dan masyarakat Salimbatu, lainnya pun berhamburan ke berbagai daerah karena tidak memiliki ayah dan ibu.

Itulah cerita singkat dari Desa Salimbatu. Saya tidak menjelajah sampai ke seluruh daratan Salimbatu, hanya di pinggiran sungainya saja. Tampak, saat berkeliling sebentar, masih banyak terlihat jalan perkampungan penduduk yang masih berpasir dan berkerikil. 

Saat matahari bersinar terik, ditempat ini hawa panasnya begitu menyengat. Tetapi tidak apa, yang penting, jalan-jalan dan gerak badan ke desa itu bisa menjadikan tubuh lebih sehat.  ( )


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN