HUJAN PENUH RAHMAT

Hujan Penuh Rahmat 

MENJELANG subuh, hujan mengguyur bumi Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Jumat 11 September 2015. Air hujan yang turun dari langit merupakan rahmat dari Allah SWT. 

Dianggap rahmat dari Allah, sebab selama ini Kabupaten Bulungan, khususnya Tanjung Selor, sudah lama tidak dihampiri rintik hujan. Saban hari, Tanjung Selor selalu disinari terik matahari, tanpa ada guyuran basah hujan.

Sebagai hamba Allah, hujan itu dianggap berkat. Di beberapa tempat, ada titik-titik kebakaran hutan semak belukar tuk dijadikan ladang, asap mengempung daratan Kalimantan Utara. Hujan sebagai obat, hujan merupakan limpahan nikmat yang patut disyukuri.  

Air tanah untuk mandi menjadi dingin, nikmat tiada tara. Lintasan jalur yang biasanya berdebu dan berkerikil, berubah menjadi sahabat yang baik dalam perjalanan, tidak lagi seperti neraka jalanan. Daun-daun pohon jadi tampak lebih segar dan tanah pun menjadi basah memancarkan ketentraman. Inilah manfaat turunnya hujan secara kasat mata. 

Peristiwa kebakaran di rimbunan pepohonan semak belukar Tanjung Buyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Jumat 28 Agustus 2015 siang. Berdasarkan pengakuan warga setempat pembakaran lahan itu disengaja karena ingin membuka ladang perkebunan. (photo by budi susilo)

Disinggung dalam Al Quran surah Al An’aam ayat 99, disebutkan, “Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak, dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.”
 
Kadang lupa, bahwa manusia hidup di muka bumi hanya sementara, akan dilanjutkan ke alam akhirat yang kekal abadi. Manusia serakah dengan segala kesombongannya akan berbuat merusak, tidak peduli dengan yang lainnya. 

Hutan belantara yang polos, hidup rindang menghijau dan kemudian tiba-tiba datanglah manusia, membakar, membasmi semua mahluk hidup yang tinggal di hutan itu, adalah wujud keserakahan manusia.

Padahal hutan dicederai, yang rugi tidak hanya dia sendiri, tetapi semua orang dan mahluk lainnya yang tinggal di planet bumi pun, bakal mengalami hidup sengsara, duka tiada akhir. 

Hutan rusak, negara akan diambang resesi. Hari-hari, pastinya akan mengalami duka tingkat ‘dewa’. Sekarang tinggal pilih, mau alam lestari, atau pepohonan tumbang rusak berantakan. Terserah anda. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN