DESA METUN SAJAU KALIMANTAN UTARA

Menginjak Sajau Melihat Panen


Pagi itu awan mendung terlukis di langit Tanjung Selor Provinsi Kalimantan Utara. Rencana menuju ke Desa Metun Sajau tidak hilang dalam agenda keseharian. Saya tetap jalan-jalan, pergi ke desa yang masih asri ini, pada Selasa 26 Januari 2016.

DESA yang terbentuk sekitar tahun 1982 ini sedang memasuki masa panen padi ladang. Inilah kesempatan pertama kalinya saya melihat pesta panen padi di Desa Metun Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Menuju ke Desa Metun Sajau, ditempuh melalui jalur darat, menggunakan kendaraan roda empat. Dimulai dari kantor Bupati Bulungan, Jalan Jelarai, Tanjung Selor, butuh waktu sekitar 88 menit. Saya berangkat dari jam 08.33 Wita, tiba di lokasi desa pada pukul 09.20 Wita.

Selama dalam perjalanan, menemukan banyak lubang-lubang jalan. Aspal jalannya tidak semulus wajah rupa Anggun Aprilia Eka Putri. Entah kenapa jalan bergelombang, mungkin di pinggiran jalannya belum diberi drainase. Saat turun hujan, airnya membasahi dan menggenangi jalan, kemudian timbullah kerusakan jalan.   

Petani Desa Metun Sajau usai mengikuti prosesi panen padi ladang (Jongfajar Kelana)

Suasana desa kala itu begitu asri. Lahan-lahan yang terhampar masih banyak ditumbuhi pepohonan yang rindang dan rumput semak belukar. Rumah-rumah penduduk desa pun masih bernuansa perdesaan Kalimantan, model rumah panggung kayu.

Saat itu, saya langsung menuju ke lokasi acara panen padi ladang. Turut hadir juga Penjabat Bupati Bulungan Syaiful Herman, Kepala Dinas Pertanian Bulungan Muhmmad Iqbal, Dandim 0903 Tanjung Selor Letkot Infantri Gema Repelita, dan Komandan Pos TNI Angkatan Laut Tanjung Selor, Lettu Laut D.U Tarigan.

Hamparan sawahnya begitu luas. Padi sudah menguning, tinggal memetik dan menjadikannya beras siap konsumsi. Sebagian besar, warga di desa ini bekerja sebagai petani.

Waktu itu, saya berkesempatan berjumpa dengan Kepala Desa Metun Sajau, Heriyanto Siang. Pria kelahiran Pujungan Kabupaten Malinau ini bercerita, desanya memiliki banyak potensi lahan pertanian, bisa mencapai 120 hektar.

“Kami setahun bisa dua kali panen padi. Biasanya habis panen, tanahnya akan kami tanam jagung atau juga bisa kedelai,” ujar Siang, yang lahir pada 9 Juli 1978 ini.

Hamparan padi ladang Desa Metun Sajau Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Selasa 26 Januari 2016. Padi sudah menguning memasuki pesta panen. Usai panen padi lahannya akan digunakan untuk menanam kedelai dan jagung. (Photo by Jongfajar Kelana)

Berdasarkan sejarahnya, penghuni Desa Metun Sajau merupakan orang-orang yang datang berasal dari daerah Kabupaten Malinau. Berpindah ke Metun Sajau, berkegiatan pertanian, membentuk pemukiman.

Dahulunya, daerah ini memang bernama Sajau. “Sejak sebelum terbentuk desa, biasanya orang sering sebut-sebut ini daerah Sajau. Sudah dikenal daerah ini bernama Sajau,” ujar Siang.

Namun, saat akan membentuk menjadi perdesaan, nama Sajau ditambah lagi dengan kata Metun. Menurut arti bahasa, Metun sendiri diambil dari bahasa Dayak, yang memiliki makna “menginjak.”

Jadi istilahnya, menginjak Sajau. “Kami datang ke Sajau. Makanya kami beri nama Metun Sajau,” kata Siang, yang mengungkapkan juga, Desa Metun Sajau dihuni sebanyak 1400 jiwa lebih. ( )

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN