DERMAGA TANJUNG SELOR SALIMBATU

Belum Tersedia Masih Darurat


Armada pengangkutan penumpang perahu motor yang menuju dari dan ke Tanjung Selor-Salimbatu belum memiliki pelabuhan resmi, seperti layaknya armada jurusan Tarakan-Tanjung Selor.

SELAMA ini, transportasi air jurusan Tanjung Selor-Salimbatu masih mengandalkan dermaga bayangan yang statusnya ilegal, atau tidak resmi, melanggar jalur hijau taman pinggir Sungai Kayan Tanjung Selor.

Pengamatan Tribun, Rabu 3 Februari 2016, meski cuaca Tanjung Selor diselimuti awan mendung, aktivitas transportasi air Tanjung Selor-Salimbatu masih tetap menggeliat.

Terlihat ada beberapa penumpang dari Tanjung Selor akan menyeberang menuju daratan Salimbatu. “Mau ke Salimbatu. Nengok keluarga,” kata Andi, penumpang perahu motor.

Belum lama ini, sejumlah petugas dari Polisi Pamong Praja memberikan peringatan tegas agar tambatan perahu yang dididirikan secara liar di pinggir Sungai Kayan mesti dibongkar, termasuk tambatan pangkalan perahu motor Salimbatu-Tanjung Selor.

Jongfajar Kelana Sungai Kayan Tanjung Selor

Sebuah dermaga ilegal yang berdiri di pinggiran taman Sungai Kayan Jalan Raya Sudirman Tanjung Selor, pada Minggu 7 Februari 2016 sore. Dermaga liar ini biasa digunakan untuk berlabuhnya perahu-perahu bermotor menuju dari dan ke Tanjung Selor-Salimbatu. Rencananya pemerintah daerah sedang membangun dermaga resmi, yang ditargetkan akan rampung pada bulan ini. (Photo by Budi Susilo)

Saat ditemui, motoris perahu Salimbatu-Tanjung Selor, Ilham (35) mengungkapkan, terpaksa menempati pelabuhan liar, sebab tranportasi air Salimbatu-Tanjung Selor belum tersedia.

“Saya hanya mencari uang menawarkan jasa transportasi air. Saya bingung selama ini belum ada tempat yang resmi. Saya ingin pemerintah daerah membantu, memberikan tempat yang layak dan resmi,” ujar warga Salimbatu ini.

Dia juga menyadari, selama ini penumpang yang menggunakan jasa angkutnya, tidak memperoleh kemanan dan kenyamanan untuk berteduh ketika sedang menunggu keberangkatan perahu.

“Paling kalau lagi menunggu perahu penumpang tunggunya ada di warung kopi yang ada diseberang jalan sana,” kata Ilham, tangannya sambil menunjuk warung kopi yang dimaksud.

Senada, Syahroni (35), motoris perahu motor Salimbatu-Tanjung Selor menuturkan, sebenarnya teman-teman motoris lainnya ingin memiliki dermaga resmi. Kalau pun ingin di tempat lain, belum tentu bisa diterima.

“Kami tidak bisa bergabung dengan perahu-perahu yang ada di jurusan Tarakan-Tanjung Selor. Tempatnya sudah berbeda. Kalau di daerah sini lebih dekat dan strategis bagi kami,” ujarnya.

Berdasarkan hitungan, rata-rata penumpang yang menggunakan jasanya ada sekitar delapan orang per hari dengan tarif per orang sebesar Rp 40 ribu. Jadwalnya juga tidak dipastikan sebab belum memiliki dermaga resmi.

“Kami kapan saja siap. Kalau ada penumpang, pastinya kami akan antar sampai tujuan. Setiap hari  saya selalu dapat penumpang. Lumayan banyak orang-orang yang menyeberang Tanjung Selor-Salimbatu,” ungkap Syahroni, yang sudah 14 tahun menjadi motoris perahu motor Salimbatu-Tanjung Selor.

Kontraktor Sudah Diberi Sanksi
DINAS Perhubungan Kabupaten Bulungan sudah berupaya keras untuk menyediakan fasilitas pelabuhan Tanjung Selor-Salimbatu sejak pertengahan tahun 2015. Namun pihak kontraktor yang mengarap dermaganya mengulur waktu pengerjaan.

Ketika ditemui, Baharuddin, Kepala Dinas Peruhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bulungan, mengatakan, perencanaan pembangunan dermaga perahu motor jurusan Tanjung Selor-Salimbatu sudah dibuat, namun saat sudah ada penujukan kontraktor ternyata ingkar janji.

“Pengerjaannya molor. Diundur, tidak sesuai kesepakatan. Target penyelesaian yang seharusnya di akhir tahun 2015 sudah bisa digunakan, tetapi kenyataannya tidak,” katanya kepada Tribun di lantai dua kantor Bupati Bulungan.

Menurutnya, pembangunan dermaga perahu motor sudah sejak lama karena ada permintaan banyak dari warga. Tujuan dibuatnya dermaga untuk memberikan kemanan dan kenyamanan.

“Memang selama ini kita lihat dermaganya berdiri begitu saja, pakai kayu-kayu biasa, dibuat sendiri oleh para motoris. Tanpa standar yang baik. Sangat rawan kecelakaan sungai,” kata Baharuddin.

Dia menegaskan, belakangan ini, pihaknya sudah memberikan sanksi ke pihak kontraktor yang memenangi tender pembangunan dermaga. Akhirnya ditargetkan pada Februari akan rampung, sudah bisa digunakan oleh masyarakat.

“Nanti siapa saja bisa gunakan. Tidak hanya pengguna perahu motor jurusan Salimbatu-Tanjung Selor,” ujar pria berkaca mata ini.

Setiap Hari Banyak yang Melintas
MENGACU pada data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa tahun 2015, daerah Salimbatu adalah desa yang terbanyak penduduknya bila dibandingkan dengan desa-desa yang ada di Kabupaten Bulungan.

Jumlah penduduk yang menghuni di Desa Salimbatu ini telah mencapai 6.328 jiwa atau 1.816 kepala keluarga. Secara rinci, penduduk wanitanya mencapai 3.030 jiwa dan jumlah prianya 3.298 jiwa.

Desa yang lokasinya berada di Kecamatan Tanjung Palas Tengah ini sebagian besar adalah petani dan nelayan, hasil-hasil pertanian dan peternakannya sering dijual di perkotaan Tanjung Selor.

Kepala Desa Salimbatu, Asnawai menjelaskan, warga masyarakat yang tinggal di Desa Salimbatu maupun di Tanjung Selor butuh dermaga resmi perahu motor sebagai penunjang kegiatan transportasi air yang handal dan aman.

“Selama jembatan Salimbatu ke Tanjung Palas berlum rampung maka akan ada setiap hari yang melintas melalui sungai,” ungkapnya.

Apalagi, di Salimbatu ada tiga lokasi transmigran yang hasil pertaniannya banyak dijual ke Pasar Induk Tanjung Selor. Belum lagi juga ada warga Salimbatu yang berkerja di Tanjung Selor. Kebutuhan dermaga yang layak adalah sebuah keharusan.

“Dana sudah dianggarkan, sudah disediakan, semestinya harus cepat diselesaikan pembangunannya,” tegas Asnawi, yang memiliki ciri rambut hitam lurus ini.

Berjanji Dermaga Selesai Februari
Pihak kontraktor penggarap dermaga pelabuhan Tanjung Selor-Salimbatu terus digencarkan. Targetnya, rampung pada pertengahan atau akhir Februari ini. Dana pembangunan yang digelontorkan mencapai sekitar Rp 1,7 miliar.

Saat ditemui, Agus, Koordinator Lapalangan Proyek Pembangunan Dermaga Tanjung Selor-Salimbatu menjelaskan, pengerjaan sedang diupayakan secara maksimal. Pembanguan fondasi dan atap sudah rampung.

“Dulu fondasinya sempat tenggelam ke dalam sungai. Kami bingung juga. Akhirnya pengerjaan dermaganya jadi molor. Sempat tertunda, tidak sesuai target,” katanya saat berjumpa di lokasi, Rabu 3 Januari 2016.

Ia menjelaskan, kontraktor yang menggarap ialah PT Sweep Plan Trialindo. Dana pembangunan diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemkab Bulungan tahun 2015.


Bangunan dermaga Tanjung Selor-Salimbatu yang ada di pinggiran taman Sungai Kayan Jalan Sudirman sedang dalam proses penyempurnaan, pada Rabu 3 Februari 2016 siang. Penggarapan dermaga ini menelan biaya hingga milyaran rupiah. (Photo by Budi Susilo)

Model bangunannya tidak seperti pada umumnya, namun lebih memancarkan corak nilai-nilai budaya masyarakat lokal. Terlihat dari bentuk atapnya, layaknya model khas melayu Bulungan.

Di dermaga itu, dari pintu masuk jalan raya nantinya akan dilengkapi satu kantor administrasi dan petugas pengaman dermaga yang letaknya ada pada bagian kiri. Sedangkan pada sisi kanan adalah kantin sebanyuak dua warung.

Walaupun masuk dalam kawasan ruang terbuka hijau taman pinggiran Sungai Kayan, dermaga pun juga masih mempertahankan taman hijau, yang akan juga diengkapi lahan parkir kendaraan bermotor.

Alasan diberikan taman supaya dermaga masih tetap terihat indah. Pengunjung atau penumpang yang memakai transporasi air bisa merasa puas. “Kalau tempatnya ada taman dipandang juga enak. Tidak kumuh semerawut,” tutur Agus.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kabupaten Bulungan, Komisi III, Aluh Berlian mengatakan, kontraktor yang sudah menggarap seharusnya mesti disiplin, tepat waktu jangan lagi molor.

Kata dia, Tanjung Selor sudah menjadi kotamadya. “Kita harus sediakan banyak fasilitas publik yang prima. Kota kita akan mengalami jumlah penduduk. Akan banyak penduduk yang datang ke Tanjung Selor. Jika tidak ada fasilitas publik yang memadai, akan mengecewakan. Kapok mau datang ke Tanjung Selor,” ujarnya.[1]



[1] Koran Tribunkaltim, “Dermaga Tanjung Selor-Salimbatu Belum Ada: Kontraktor Sudah Diberi Sanksi,” terbit pada Kamis 4 Februari 2016, di halaman 23, pada rubrik Tribunline.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN